Menjadi atlet yang berprestasi dan tangguh, tidak bisa
didapatkan secara instan. Ada penempaan sejak dini dan pembentukan karakter
yang diperlukan untuk mencapai hal tersebut. Menyikapi fenomena tersebut, Dinas
Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Malang pun menggelar workshop khusus.
Workshop kali ini memang di khususkan kepada para guru
olahraga dari SD dan SMP se Kota Malang. Dengan menghadirkan pemateri Prof
Winarno dari Universitas Negeri Malang, mereka dibekali pembentukan kharakter
anak melalui peningkatan kapasitas masing – masing.
“Kami di Dispora melihat bahwa guru olahraga di level SD dan
SMP ini perannya sangat vital sekali dalam pembentukan calon atlet sejak dini.
Seperti lompatan prestasi kita di POR SD kemarin, juga tak lepas dari peran
para guru. Karena itu, merekalah target dari workshop kali ini,” tutur Kepala
Dispora Kota Malang Nuzul Nur Cahyo, disela waktu workshop di Same Hotel, Kamis
(15/03/2018).
Menurut Nuzul, penambahan kapasitas dan kemampuan guru
seperti ini akan terus digelar secara intensif dan berjenjang. Sehingga dalam
waktu – waktu mendatang, Kota Malang tidak akan pernah kekurangan calon – calon
atlet. Dimana selanjutnya mereka akan dibina oleh cabor di KONI Kota Malang,
sebagai atlet –atlet pendulang prestasi.
“Pelatihan seperti ini akan terus kami gelar. Bergandengan tangan
dengan KONI dan Dinas Pendidikan, kami berkomitmen untuk bisa terus mencetak
bibit – bibit calon atlet. Nanti kalau sudah mengarah ke yang lebih profsional,
ranahnya sudah di KONI Kota Malang, kami hanya menyiapkan dasarnya dahulu,”
imbuhnya.
Sedangkan saat ini yang jadi kendala dari pembinaan usia
dini di level sekolah seperti ini, Nuzul memaparkan bahwa masih ada miss
komunikasi antara pihak sekolah, guru, dan orangtua calon atlet. Ia harapkan,
melalui peningkatan kapasitas seperti inilah, para guru juga bisa menjadi
jembatan komunikasi ini.
“Sementara ini kendala besar justru ada pada masih belum
maksimalnya dukungan orangtua dari atlet usia dini. Sebenarnya wajar, karena
mereka khawatir pelajaran anaknya terganggu ketika intens di olahraga, namun
hal seperti juga sudah ada solusi. Sehingga sekali lagi diharapkan memang peran
besar guru sebagai jembatan antara kebutuhan prestasi dengan orangtua atlet,”
pungkas Nuzul.
0 komentar:
Post a Comment